Jumat, 04 November 2011

Pulau terkecil di Indonesia

PULAU TERKECIL DI DUNIA TERNYATA ADA DI INDONESIA


Indonesia ternyata memang banyak menyimpan hal-hal yang bisa dijadikan sebagai rekor dunia. Seperti Pulau Singkawang yang diakui dunia sebagai Pulau Terkecil di dunia.
Pulau Simping Merupakan Aset Pemerintah Kota Singkawang yang terletak di Selatan Singkawang, Kalimantan Barat, pulau ini termasuk dalam kawasan wisata pantai Taman Pulau Sinka. Untuk Menjangkau Pulau Simping ini melalui Jalan darat yang mana jika dari kota Singkawang menuju Pantai Teluk Mak Jantu, atau Taman Pulau Sinka hanya membutuhkan waktu kurang lebih 20 Menit. Namun bila dari arah Pontianak membutuhkan waktu sekitar 3 Jam perjalanan menuju ke arah Kota Singkawang.


Untuk sampai Ke Taman Pulau Sinka, harus melewati jalan yang sedikit berliku, maklum Taman Pulau Sinka adalah tempat wisata yang letak nya jauh dari Jalan Raya, yang mana tempat wisata ini di kelilingi oleh bukit - bukit yang menghijau, dan untuk memasuki kawasan wisata ini Anda di hari biasa hanya perlu mengeluarkan biaya 15 Ribu rupiah per orang. Jika udah membayar tiket masuk, pengunjung bisa berjalan - jalan di atas bukit yang menghadap kepantai serta dari lereng bukit yang jalan nya lumayan mulus bisa menyaksikan betapa kecil nya pulau Simping ini.


Pulau Simping merupakan daratan yang tediri dari pasir dan bebatuan yang ditumbuhi beberapa pohon di atasnya dengan Luasnya kurang dari 1 km persegi, di pulau mini juga terdapat semacam klenteng kecil, tempat warga Tionghoa setempat bersembahyang. Pulau yang Mungil ini menawarkan keindahan pemandangan pantai, laut, dan perbukitan yang mengelilinginya. Untuk Memasuki Pulau Simping, para Pengunjung jangan Kuatir, karna terlah tersedia jembatan yang bewarna putih yang terbuat dari Beton yang menghubungkan antara Pantai Sinka Park dengan Pulau terkecil ini.
Untuk Sampai Ke pulau Simping melalui Jembatan Putih ini tidak memakan waktu yang lama, hanya sekitar 10 menitan begitu, dan apa bila telah sampai di Pulau simping, siap - siap lah berebut tempat yang agak adem, karna di Pulau ini hanya di tumbuhi beberapa Pohon saja dan yang paling banyak adalah batu bebatuan dan pasir saja.

Manusia serigala

Mitos Tentang Manusia Serigala

Kisah binatang jadi-jadian yang banyak terdengar dalam budaya masyarakat kita, ternyata juga terdapat di belahan lain bumi. Bahkan ada seorang tokoh dunia terkenal disebut pula sebagai salah satu pengidapnya. Benarkah makhluk demikian ada, bagaimana pula muasal kelahirannya?

Begitu beragamnya manusia jadi-jadian di bumi ini. Mulai dari manusia harimau atau manusia beruang di kawasan Asia, manusia hyena yang hidup di Afrika, manusia anjing hutan coyote diburu di Amerika Tengah, sedangkan manusia kadal berkeliaran di Selandia baru. Sama halnya dengan mitos babi ngepet atau leak dalam sebagian masyarakat kita, atau orang Barat yang memfiksikannya dalam film semisal An American Werewolf in London (1981) dan Wolf (1994) yang diperani Jack Nicholson.

Ternyata semua binatang jadi-jadian itu memiliki karakter serupa. Misalnya, perubahan di malam hari, menularkan kemampuan berubah bentuk melalui tetesan darah dalam gigitan, luka yang terjadi dalam bentuk binatang juga muncul dalam ujud manusia, atau binatang jadi-jadian yang mati segera kembali berubah jadi manusia.

Kasus manusia serigala yang mencolok terjadi di Prancis, awal abad XVII. Adalah Jean Grenier (13) yang merasa yakin dirinya manusia serigala. Di pengadilan Bordeaux, Grenier mengaku, 2 tahun sebelumnya membuat perjanjian dengan setan di hutan. Dengan kulit serigala yang menurut pengakuannya pemberian setan, tiap malam ia bisa berkeliaran sebagai serigala, namun di siang hari kembali ke bentuk manusia. Ia telah membunuh dan memangsa beberapa anak kecil yang sendirian di ladang, juga menculik bayi yang ditinggal di rumah.

Sejauh menyangkut perilaku kanibalisme, penyelidikan menunjukkan kebenaran pengakuannya. Namun dari sudut kedokteran, remaja ini digolongkan penderita lycanthropy. Kelainan jiwa ini menyebabkannya berkhayal tubuhnya berubah bentuk menjadi hewan. Menilik usianya yang masih belia, Grenier cuma dihukum kurungan seumur hidup di Biara Fransiskan, Bordeaux.

Perubahan Grenier dengan menyamar di bawah kulit serigala serupa dengan cara transformasi manusia beruang di Skandinavia yang menggunakan kulit beruang. Selain kulit binatang, konon ada alat lain, yaitu korset. Ada yang terbuat dari kulit asli binatang, ada yang dari kulit manusia yang dihukum gantung. Dua alat itu banyak dipakai di Prancis, Jerman, Skandinavia, dan beberapa negara Eropa Timur. "Benda sakti" lainnya adalah salep khusus berisi ramuan dari kelompok tanaman solanaceae yang membangkitkan halusinasi.

Selain itu ada lagi alat dan cara untuk bertransformasi yang berupa jimat, ramuan, dan mantera pemujaan pada iblis. Khusus pemakaian jimat, justru orang di sekitar si pemakai yang terpengaruh seakan melihat manusia serigala, padahal si pelaku tidak berubah. Di luar saat bulan purnama, perubahan sering terjadi spontan dan lepas dari kendali pelakunya.

Penampilan si pelaku yang menakutkan, tindak kejahatannya yang mengerikan, dan terutama karena kengerian terhadap kekuatan setan, membuat manusia serigala jadi obyek yang harus diburu dan dimusnahkan. Penghukuman terhadap mereka terjadi di hampir sepanjang sejarah di Eropa. Malah pelaku kejahatan apa pun dengan mudahnya dapat dijuluki manusia serigala.

Pembunuhan massal sering disebut akibat kejahatan serigala. Seperti yang menimpa Peter Stubbe di tahun 1590 (ada yang menyebut Peter Stump di tahun 1589) dari Bedburg, dekat Cologne. Ia dituduh sebagai serigala yang kanibal setidaknya pada 2 pria, 2 wanita hamil, dan 13 kanak-kanak, dan inses dengan adik perempuannya.

Hukuman yang diterimanya luar biasa. Setelah dicabik-cabik dengan penjepit, dilindas roda, dipancung, akhirnya tubuh tanpa kepala itu dibakar. Hukuman bakar hidup-hidup juga diberlakukan untuk gundik dan anak perempuannya.

pulau komodo terpilih menjadi 7 keajaiban dunia

PULAU KOMODO TERPILIH MENJADI 7 KEAJAIBAN DUNIA

   Berita   October 29, 2011
Pemerintah terus melakukan promosi agar Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur, masuk dalam tujuh keajaiban dunia. Saat ini, taman nasional yang lebih dikenal dengan Pulau Komodo itu sudah berada di peringkat 4 besar finalis.
Demikian disampaikan Direktur Jenderal Pemasaran Diskespar RI Sapta Nirwandar, Jumat 24 Juli 2009. “Kami harapkan masyarakat Indonesia ikut memilih Pulau Komodo supaya masuk dalam tujuh keajaiban karena voter-lah penentunya,” kata dia dalam diskusi di TVone.
Menurut Sapta, saingan terberat Pulau Komodo diantaranya hutan Amazon (Brazil) dan Black Forest (Jerman). “Kita punya waktu sampai 2011 untuk memilih dan membuat Pulau Komodo masuk dalam tujuh keajaiban dunia,” jelasnya.
Ia pun mengajak seluruh masyarakat untuk menyukseskan ajang pemilihan itu dengan memberikan suaranya melalui laman www.new7wonders.com.
Sebelumnya, Pulau Komodo masuk 28 finalis yang dipilih oleh sebuah panel ahli dari 77 nominasi. Sebelumnya ada 261 lokasi di dunia yang dicalonkan menjadi salah satu dari tujuh keajaiban dunia.
Pulau Komodo, yang jadi andalan Indonesia dalam ajang New7Wonders of Nature punya keunggulan di banding lokasi-lokasi lainnya, apalagi kalau bukan komodo, satwa langka yang dipercaya sebagai ‘dinosaurus terakhir di muka bumi’.
Taman Nasional Komodo yang meliputi Pulau Komodo, Rinca and Padar, ditambah pulau-pulau lain seluas 1.817 persegi adalah habitat asli komodo. Taman Nasional Komodo didirikan pada 1980 untuk melindungi kelestarian komodo. Tak hanya hewan langka tersebut, Taman Nasional Komodo juga untuk melindungi berbagai macam satwa, termasuk binatang-binatang laut.
Masyarakat dunia bisa memilih lokasi-lokasi mana yang layak berstatus keajaiban baru melalui internet maupun telepon. Tujuh besar pemenangnya akan diumumkan pada 2011. Menurut Ketua New7Wonders, Bernard Weber diharap 1 miliar penduduk dunia akan berpartisipasi dalam voting.
“Kampanye ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan mengenai alam, tak hanya yang ada di lingkungan kita tapi juga di seluruh dunia,” kata dia kepada AP, seperti dimuat laman JC Online, Selasa 21 Juli 2009.
Kampanye tujuh keajaiban dunia, tambah Weber, juga didedikasikan untuk generasi di masa depan. “Jika kita ingin anak-anak kita menjaga kelestarian alam, kita harus memberi contoh pada mereka,” tambah dia.